Abdullah ibn
Mubarak adalah imam yang shaleh dan sangat dihormati oleh orang-orang. Dia
tinggal di daerah bernama Merv, Asia Tengah. Setiap tahunnya dia selalu
berhaji. Dan pada suatu tahun sehabis pulang berhaji dia pun tertidur. Dia
bermimpi ada dua malaikat yang turun. Salah satu malaikat itu berkata “Berapa
banyak orang yang berhaji tahun ini?” Yang satunya menjawab “60.000 orang.”
“Berapa banyak
orang yang hajinya diterima?” Malaikat yang satu menjawab “Tidak seorang pun kecuali
seorang pria bernama Abdullah ibn Mufiq, seorang tukang sepatu dari Damaskus. Dia
bahkan tidak berhaji tapi Allah menerima hajinya.”
Abdullah ibn
Mubarak r.h terbangun keesokan paginya. Dia begitu khawatir tentang mimpi ini,
tubuhnya gemetar dan keringat membasahi keningnya. Dia pun pergi ke Damaskus
untuk mengetahui siapakah gerangan Abdullah ibn Mufiq. Sesampainya disana, dia
bertanya kepada penduduk Damaskus “Apakah kalian tahu seorang pria bernama
Abdullah ibn Mufiq?” Salah seorang dari mereka menunjukkan rumahnya. Abdullah
ibn Mubarak bergegas ke rumahnya, mengetuk pintunya. Kemudian Abdullah ibn
Mufiq membukanya dan Abdullah ibn Mubarak bertanya, “Siapakah namamu?” Orang
itu berkata “Saya Abdullah ibn Mufiq.”
“Apa pekerjaanmu?”
tanya Abdullah. Orang itu berkata “Aku tukang sepatu.” Abdullah berkata “Aku
bermimpi dan ingin menanyakan kepadamu perihal mimpi ini.”
Jadi Abdullah
menceritakan mimpinya pada orang itu. Abdullah ibn Mufiq berkata “Aku seorang
tukang sepatu dan aku sangat ingin berhaji, tapi pendapatanku sangat kecil. Selama
20 tahun terakhir aku telah menabung untuk berhaji dan tahun ini aku punya
cukup uang untuk berhaji. Istriku sedang hamil dan dia mencium bau daging dari
rumah tetangga. Anda tahu bahwa wanita hamil sering mengidamkan sesuatu. Jadi
dia memintaku untuk meminta sebagian daging itu. Aku pergi ke rumah tetangga,
dan aku ketuk pintunya. Sang wanita membuka pintunya, dan aku berkata “Istriku
sedang hamil, sedangkan kau sedang memasak daging. Bolehkah aku meminta
sebagian dari daging itu?’ Wanita itu berkata “Dagingnya halal bagi kami tapi
haram untukmu.’”
Abdullah ibn
Mufiq berkata “Bagaimana mungkin halal untukmu tapi haram bagi kami?” Wanita
itu berkata “Selama beberapa hari anak-anakku kelaparan karena kami tidak punya
makanan. Dan hari ini ketika aku sedang berjalan, aku menemukan bangkai seekor
keledai, jadi aku mengambil daging keledai mati itu untuk memberi makan
anak-anakku. Daging yang sedang kumasak adalah daging bangkai keledai itu. Jadi
ini halal bagi kami dan haram bagimu.”
Abdullah ibn
Mufiq berkata “Aku pulang dan membawa semua uang yang sudah kukumpulkan selama
20 tahun, dan aku memberikannya kepada wanita ini, dan berucap dalam hati ‘Inilah
hajiku ya Allah.’” Subhanallah,
do’anya dikabulkan oleh Allah. Abdullah ibn Mufiq bahkan tidak berhaji, tapi
Allah memberinya pahala berhaji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar