Yang Maha Suci.
Dia Maha Penyayang.
Ingatlah, Dialah
Al-Latif. Dia menyembuhkan kepedihanmu. Dialah As-Salam, kedamaian yang
sempurna.
Kita mendekat
kepada-Nya dalam suka dan duka. Hanya Dia yang dapat memberi ketenangan. Dialah
yang memberi jawaban, Al-Mujiib.
Pemilik
kekuasaan. Satu-satunya Raja. Pemilik penyembahan. Jadi sembahlah Dia.
Anda
mendengarkan, Dia mendengar lebih jelas. Dan apapun yang anda lihat, Dia
melihat lebih jelas. Lebih dekat dari nadimu, atau bahkan lebih dekat lagi. Tapi
tak terkungkung atau terjerat oleh makhluk-Nya.
Di atas
singgasana-Nya, dalam tatakrama yang Agung sesuai dengan Keagungan-Nya. Di luar
pemahaman. Dialah satu-satu-Nya yang dapat melepaskan beban. Dengan menyebut
nama-Nya, hati mendapatkan ketenangan.
Yang Maha
Mencintai. Bersifat Sempurna. Dia tak pernah beristirahat, tak pernah tidur. Yang
Maha Indah. Aku menyarankan anda bersaksi hanya kepada-Nya karena menyekutukan-Nya
adalah dosa terbesar. Dan azab-Nya sangat pedih. Jadi mendekatlah kepada-Nya.
Dia Maha
Pengampun, jika anda mendekat dan memohon ampun. Ampunannya tak terbatas.
Yang Maha Kuat. Memberikan
perlindungan. Memutuskan takdir. Hakim yang adil. Satu-satunya Yang Menetapkan
Hukum. Saksikanlah bahwa Dia Maha Menyaksikan. Yang Paling Awal.
Karena-Nya hati
jadi bergetar, lidah jadi gagap, kepala tertunduk dalam sujud, dan air mata
mengalir.
Tuhan dari
segala bangsa dan makhluk. Yang Paling Menghargai. Yang Maha Tinggi. Yang Maha
Kuasa. Pemandangan terbaik untuk dilihat. Tapi tidak bisa sepenuhnya dipahami
oleh makhluk-Nya. Yang Maha Indah, Yang Maha Bijaksana.
Dialah
Kebenaran, jadi tak ada dusta. Tidak dilahirkan dan tidak melahirkan. Tak ada
kekuatan kecuali dari-Nya. Ketika menginginkan sesuatu, Dia cukup berfirman “Jadilah”
maka jadilah.
Dia Yang Maha
Hidup. Mandiri. Selalu Terjaga. Maha Mengetahui. Sangat... sangat... sangat
Tinggi. Kaya. Berkehendak. Abadi. Semua bergantung pada-Nya. Penjaga terbaik
untukmu dan untukku.
Dialah Maha
Penuntun. Dia
menuntun yang buta dan memberimu kehidupan. Dialah Yang Maha Pemurah.
Jadi bukankah
sudah waktunya hati kita menjadi lebih lembut dan berserah diri kepada Tuhan
Yang Maha Segalanya?
Dan kita
mendengarkan dan mematuhi: “Dan aku hanya seorang hamba yang miskin.” Jadi
haturkan pujian kepada Dia yang Menciptakan.
Dialah Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar